HUBUNGAN
SOSIAL
Standar Kompetensi : 6. Memahami Pranata Dan Penyimpangan
Sosial.
Kompetensi Dasar : 6.1. Mendeskripsikan
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Indikator : Setelah
Mempelajari Materi Ini Siswa Diharapkan Mampu:
1.
Mengidentifikasi dampak-dampak
positif dan negatif bentuk-bentuk hubungan sosial.
2.
Mengidentifikasi
factor-faktor pendorong terjadinya hubungan social.
3.
Mengidentifikasi
factor-faktor pendorong terjadinya hubungan social.
A.
PENGERTIAN
HUBUNGAN SOSIAL
Pengertian hubungan sosial menunjukan adanya
interaksi antar manusia. Menurut Gillin Dan Gillin, hubungan sosial adalah
hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok,
antar orang dengan kelompok.
Proses hubungan sosial dapat terjadi
secara langsung dengan tatap muka maupun secara tidak langsung atau mengunakan
media, misalnya telepon, televisi, radio, surat menyurat, dan lain-lain. Proses
hubungan sosial akan terjadi pada saat
ada dua individu atau lebih yang saling mengadakan kontak sosial maupun
komunikasi.
1.
Syarat-syarat
terjadinya hubungan sosial
Syarat-syarat
terjadinya hubungan sosial meliputi:
a.
Kontak
sosial
Pengertian kontak sosial berasal dari
bahasa latin, yaitu cun atau cum yang berarti bersama, dan tango yang berarti
menyentuh. Jadi, secara harfiah istilah kontak artinya bersama-sama menyentuh.
Dengan demikian, secara fisik suatu kontak akan terjadi apabila terjadi
hubungan badaniah.
Namun, dalam gejala sosial pengertian
kontak sosial tidak hanya terbatas pada terjalinnya suatu hubungan secara fisik
saja. Ketika kita berteriak memanggil teman yang ada di seberang jalan, atau
ketika kita sedang menulis atau membaca sms dari orang lain, berarti sudah
terjadi kontak sosial. Bahkan kemajuan teknologi juga telah mengubah pengertian
kontak sosial, dimana kontak sosial tidak harus terjadi melalui sentuhan fisik.
1.
Berdasarkan
proses berlangsungnya, kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua yakni :
a.
Kontak
primer, terjadi secara langsung bertatap muka, baik melalui persentuhan fisik
maupun tidak, misalnya berjabat tangan, berbicara, bahasa isyarat, tersenyum.
b.
Kontak
sekunder, terjadi secara tidak langsung menggunakan media tertentu, misalnya
melalui tv, telepon,, dan lain-lain.
2.
Berdasarkan
jumlah individu yang terlibat didalamnya, kontak sosial dapat dibedakan:
a.
Kontak
antar individu, contohnya : kontak guru antar guru, antar penjual dengan
pembeli, dan lain-lain.
b.
Kontak
antar kelompok, contohnya pertandingan sepak bola yang mempertemukan dua tim
sepak bola, pertandingan voli, perlombaan cerdas cermat, dan lain-lain.
c.
Kontak
antar individu dengan kelompok. Contohnya guru sedang mengajar murid-muridnya,
penceramah dengan peserta seminar, dan lain-lain.
b.
Komunikasi
Komunikasi adalah adanaya tanggapan atau
reaksi seseorang terhadap suatu tindakan tertentu dari orang lain. Dalam hal ini komunikasi terjadi setelah terjadi kontak sosial. Namun
belum tentu terjadi kontak sosial berlanjut pada komunikasi. Ketika kalian
melemparkan senyuman kepada seseorang dan orang tersebut tidak menanggapi sama
sekali, hal tersebut menunjukan bahwa kontak sosial tidak menghasilkan
komunikasi. Jadi, komunikasi lebih menunjukan adanya hubungan timbal balik atau
hubungan dua arah antara dua orang yang berperan sebagai komunikator (pemberi
pesan) dan penerima pesan.
Komunikasi bisa terjadi seara positif
dan negatif. Komunikasi positif jika individu yang saling berkomunikasi
menghasilkan bentuk kerjasama. Adapun bentuk komunikasi yang negatif jika
individu yang saling berkomunikasi menghasilkan bentuk pertentangan atau
permusushan.
2.
Ciri-ciri
hubungan sosial
Secara ringkas
hubungan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
identifikasikan melalui ciri-ciri yang nampak berupa :
a.
Ada
pelaku lebih dari satu orang.
b.
Ada
tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan
yang diperkirakan pelaku.
c.
Ada
komunikasi antar pelaku dengan memakai simbol-simbol dalam bentuk bahasa lisan
maupun bahasa isyarat.
d.
Ada
dimensi waktu (masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang) yang akan
menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
B.
Bentuk-bentuk
hubungan sosial
Menurut
Gillin Dan Gillin, terjadinya sebuah hubungan sosial dapat dibedakan menjadi 2,
proses sosial assosiatif dan proses sosial dissosiatif.
1.
Proses
Sosial Assosiatif
Terjalinnya
hubungan sosial yang mengarah pada bentuk jalinan sosial yang erat, saling
membutuhkan, dan terbentuk suatu kerjasama merupakan proses sosial assosiatif.
Melalui proses assosiatif terjadi kecenderungan terjalinya kesatuan dan
meningkatnya solidaritas antar anggota kelompok
Proses assosiatif
dapat berbentuk akomodasi, kerjasama, dan asimilasi.
a.
Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses di mana
orang perorang atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan,
kemudian saling mmenyesuaikan diri untuk mengatasi kekurangan-kekurangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga pihak
lawan tidak kehilangan pribadinya.
Tujuan
akomodasi, antara lain :
1.
Mengurangi
pertentangan orang perorang maupun kelompok sebagai akibat perbedaan paham.
2.
Mencegah
meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3.
Memungkinkan
kerjasama anatarindividu atau kelompok sosial.
4.
Mengupayakan
peleburan antar kelompok sosial yang berbeda.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak cara
untuk melakukan akomodasi agar suatu hubungan sosial yang semula diliputi
ketegangan dapat berubah menjadi bentuk hubungan sosial yang menyenangkan.
Beberapa bentuk-bentuk akomodasi yang dapat kita temukan antara lain :
1.
Arbitrasi
(arbitration)
Arbitrasi adalah menyelesaikan suatu perkara
atau upaya untuk mengurangi ketegangan dengan melibatkan pihak ketiga yang
bersifat netral.
2.
Ajudikasi
Banyak kasus yang dapat diselesaikan
secara damai di meja hijau pengadilan. Cara mendamaikan masalah melalui
pengadilan tersebut disebut ajudikasi.
3.
Toleransi
Toleransi merupakan bentuk sikap yang
muncul secara tidak sadar dan tidak direncanakan yang berypa memaklumi keadaan
orang lain sehingga terhindar dari perselisihan. Misalnya saat asyik sedang
bermain musik, tiba-tiba tetangga sebelah meninggal dunia, secara spiontan
orang yang sedang bermain musik menghentikan permainannya.
Pada hakikatnya toleransi merupakan
sikap saling menghargai dan menghormati orang lain, sehingga terjalin hubungan
sosial yang menetramkan.
4.
Stalemate
Pasca perang dunia ii berakhir dan
sebelum negara uni sovyet runtu, di dunia terdapat dua negara adikuasa, yakni
uni sovyet dan amerika serikat. Mereka dikenal sebagai negara super power yang
saling bersaing untuk menggungguli kekuatan masing-masing. Namun, karena kekuatan
mereka seimbang , mereka justru tidak terlibat perang terbuka, sehingga lebih dikenal denagn perang dingin
(cold war). Mereka dalam keadaan diam tidak saling bertikai karena kekuatan
mereka seimbang, keadaan ini disebut stalemate.
5.
Mediasi
Penyelasain permasalahan yang terjadi
antar dua individu atau kelompok sosial kadang dapat diselesaikan dengan
bantuan pihak ketiga. Misalnya ketegangan yang terusmenerus terjadi antara
pemerintah ri dengan gam (gerakan aceh merdeka) akhirnya dapat diselesaikan
secara damai setelah melibatkan pihak ketiga, yakni negara swedia yang
memberikan fasilitas bagi
terselengaranya pertemuan antara
perwakilan dua kelompok tersebut untuk saling menjalin kesepakatan damai. Upaya
perdamaian yang demikian ini disebut mediasi.
Sepintas pengertian mediasi sama dengan
arbitrasi. Letak perbedaannya dalah jika mediasi pihak ketiga benar-benar pihak
yang netral dan tidak berwenang memberikan keputusan dan hanya sebatas
memfasilitasi saja. Adapun pada arbitrasi pihak ketigalah yang mendamaikan
/memberikan keputusan damai pada pihak-pihak yang bersengketa.
6.
Coercion
Coercion merupakan cara akomodasi yang
dilakukan terhadap pihak yang keadaannya lemah, sehingga mau tidak mau harus
tunduk pada pihak yang lebih kuat kedudukannya dan berkuasa atas dirinya.
Misalnya pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan
majikan tidak segera membayar upah yang menjadi hak pekerja. Meskipun demikian
pekerja tidak banyak melakukan protes karena adanya tekanan jika majikan tidak puas akan hasil kerjanya akan dikeluarkan dari
pekerjaannya. Padahal mencari pekerjaan baru bukan hal mudah. Pekerja terpaksa
pasrah meskipun tridak diperlakukan tidak adil. Hal tersebut merupakan contoh
coercion, yakni bentuk akomodasi yang terjadi karena faktor paksaan.
7.
Kompromi
Dalam berita
kriminal yang ditayangkan televisi, mungkin kalian pernah melihat adanay
pertikaian antar buruh dan majikan yang
masing-masing memiliki tuntutan tertentu, sehingga terjadilah aksi unjuk rasa
bahkan pemogokan kerja. Pihak penguasa menghendaki keuntungan yang besar dengan cara menekan
upah buruh seminimal mungkin tetapi dengan menuntut buruh untuk bekerja semaksimimal mungkin. Adapun
dari pihak buruh menghendaki upah yang pantas dengan berbagai fasilitas seperti
tunjangan hari raya, hak cuti, hak pengobatan,
dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan .
pertikaian terjadi tatkala antara tuntutan keduanya tidak menemui suatu kata
sepakat.
Cara terbaik untuk menyelesaikan
permasalahan dua kubu yang berbeda kepentingan
tetapi saling ketergantungan ini adalah melalui cara compromise atau
kompromi, yaitu masing-masing mengurangi tuntutannya untuk kata seapakat,
sehingga perdamaian dapat dicapai.
8.
Konsiliasi
(Conciliation)
Pada umumnya, pihak-pihak yang
berselisih masing-masing memiliki keinginan tertentu. Untuk mencapai perdamaian
dapat dilakukan melalui konsiliasi, yakni mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih
sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya untuk menyelesaikan pertikaian
antara buruh dan pengusaha dibentuk adanya tim kerja yang terdiri dari
perwakilan pihak buruh dan pengusaha serta wakil dari pemerintah, dalam hal ini
departemen tenaga kerja untuk duduk bersama saling menyelesaikan permasalahan
bersama, sehingga tercapai suatu kesepakatan damai.
b.
Kerjasam
(Cooperation)
Kerjasama merupakan merupakan proses
sosial yang paling utama. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antarpribadi,
antarkelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan secara bersama-sama.
Menurut Charles H. Cooley, kerjasama
timbul apabila orang menyadari mereka
memiliki kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
diri terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut melalui kerjasama. Dengan demikian, dalam kerjasama terdapatnterdapat
faktor penting yakni adanya kesadaran terhadap kepentingan-kepentingan dan
adanya organisasi untuk mencapai kepentingan tersebut.
Faktor-faktor
yang menimbulkan kerjasama antara lain :
1.
Adanya
ancama/rintangan dari luar.
2.
Untuk
mencari keuntungan pribadi.
3.
Untuk
menolong orang lain.
4.
Adanya
orientasi perseorangan.
Bentuk-bentuk
kerjasama antara lain :
1.
Join
venture
Indonesia adalah negara yang kaya
sumberdaya alam. Akan tetapi,
sumberdaya manusia yang ada belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut.
Adapun di negara lain memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas yang mampu
mengelola simber daya alam tersebut, maka terjalinlah kerjasama antar dua
negara yang bertujuan mengelola sumber kekayaan alam, dimana indonesia
menyediakan lahan alamnya untuk diekploitasi, sedangkan negara asing
menyediakan tenaga ahli yang mengerjakan proyek eksploitasi alam tersebut.
Kerjasama
tersebut dikatagorikan sebagai bentuk
join venture yakni kerjasama dalam bentuk penguasaan proyek-proyek tertentu
dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut proporsi-proporsi tertentu. Join
venture bukan hanyamelibatkan kerjasama antara negara, melainkan bisa juga
beberapa perusahaan yang ada di dalam
negeri yang sama-sama mengusahakan suatu proyek secara patungan.
2.
Kerukunan/Gotong
Royong
Kerukunan atau gotong royong
merupakan bentuk kerjasama yang
dilandasi rasa kesadaran yang tinggi sebagai anggota masyarakatuntuk
bersama-sama membantu kesulitan orang lain secara iklas.
Hal yang membedakan kerukunan/gotong
royong dengan bentuk kerja sama lainnya dalah
bahwa dalam kerukunan/gotong royong dilandasi oleh rasa kesadaran yang iklas sebagai mahluk sosial dan tanpa
dilatarbelakangi oleh pamrih keuntungan material. Masyarakat masih tetap
mempertahankan nilai-nilai
kerukunan/gotong royong melalui kegiatan kerja bakti.
3.
Bargaining
Bargaining merupakan proses kerja sama
dalam bentuk perjanjian pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi/lembaga. Misalnya gedung sekolah di dekat pusat perbelanjaan memang
sangat tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, karena suasananya pasti
bising dan siswa tertarik untuk menghabiskan waktu luangnya di pusat-pusat
perbelanjaan. Maka kebijaksanaan pun muncul, sekolah dipindahkan keluar kota
yang keadaanya relatif sepi, jauh dari kebisingan sehingga cocok untuk bekajar.
Adapun areal berdirinya gedung sekolah akan dibangun mall, sehingga terjadilah
tukar giling antara pengusaha mall dengan pemerintah. Pengusaha memperoleh tempat
usaha yang strategis, sedangkan pemerintah memperoleh tempat yang sesuai untuk
belajar. Proses tukar giling inilah sebagai contoh kerjasama yang disebut
bergaining.
4.
Cooperation
Cooperation merupakan bentuk kerjasama
yang dilakukan dengan cara menerima unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasisebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan. Misalnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah
mengganti model kurikulum yang lama dengan menerapkan sistem kurikulum yang
baru.
5.
Koalisi
Pada masa mendekati pemilu, pada umumnya
partai-partai politik saling berusaha untuk menggalang kekuatan agardapat
merebut kemenangan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meraih kemenangan
adalah dengan melakukan koalisi yakni menggabungkan dua organisasiatau lebih
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
c.
Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang
tinbul apabila kelompok masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda
saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu yang lama. Akibat dari
asimilasi adalah kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baruyang merupakan penyatuan kebudayaan dan masyarakat dengan tidak
membedakan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru. Dalam proses
asimilasi m,ereka mengidentifikasikan diri dengan kepentingan dan tujuan
kelompok. Apabila ada 2 kelompok mengadakan asimilasi, maka batas antar
kelompok akan hilang.
Syarat-syarat
timbulnya asimilasi :
1.
Kebudayaan
dari masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
2.
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaan.
3.
Orang
perorang sebagai kelompoknsaling bergaul dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi aimilasi antara lain :
1.
Toleransi.
2.
Kesempatan-kesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi.
3.
Sikap
menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4.
Sikap
terbuka dari orang yang berkuasab dalam masyarakat.
5.
Persamaan
dalam unsur-unsur kebudayaan.
6.
Perkawinan
campuran.
7.
Adanya
musuh bersama dari luar.
2.
Proses
sosial dissosiatif
Hubungan sosial
yang berakhir dengan permusuhan atau pertikaian merupakan salah satu bentuk
hubungan dissosiatif. Proses dissosiatif disebut juga “opositional proceses”,
yaitu proses sosial yang cenderung membawa kelompok ke arah perpecahan dan
merenggangkan solidaritas kelompok.
Proses
dissosiatif ada 3 bentuk, yaitu persaingan, pertentangan, dan kontravensi.
a.
Persaingan/kompetisi
Persaingan
adalah proses sosial di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu
masa tertentu menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman atau
kekerasan.
Persaingan
mempunyai 2 tipe, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan yang bersifat
kelompok.
1.
Persaingan
bersifat pribadi (rivalry)
Dalam sebuah organisasi sering terjadi
persaingan yang bersifat pribadi baik secara terbuka maupun secara tersembunyi
(diam-diam) untuk memperebutkan kedudukan tertentu. Demikian pula dilingkungan
sekolah, setiap siswa bersaing ketat untuk meraih peringkat tertinggi dalam
perolehan nilai rapor.
Persaingan pribadi yang berlangsung
secara sehat dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk meraih prestasi
semaksimal mungkin. Namun, jika persaingan dilakukan secara tidak sehat yang
terjadi adalah permusuhan, sehingga hubungan sosial tidak harmonis.
2.
Persaingan
bersifat kelompok
Persaingan bukan hanya terjadi
antarindividu melainkan bisa juga terjadi antarkelompok. Misalkan
perusahaan-perusahaan sejenis saling bersaing untuk memperebutkan wilayah
pemasaran seluas-luasnya.
Terjadinya persaingan dalam kehidupan
masyarakat akan mengakibatkan :
1.
Timbulnya
solidaritas kelompok.
2.
Timbulnya
perubahan sikap baik positif maupun negatif.
3.
Kerusakan
atau hilangnya harta benda maupun nyawa jika terjadi benturan fisik.
4.
Terjadinya
negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai.
b.
Pertentangan/konflik
Persaingan yang semakin ketat dalam
masyarakat menyebabkan munculnya pertentangan atau konflik, baik yang
berlangsung antar individu m,aupun antar kelompok sosial. Pertentangan terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan pada sikap pribadi, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1.
Perbedaan
antar individu
Sikap individu memiliki sifat khas yang
berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dalam satu keluarga sekandung pun
tidak menutup kemungkinan terdapat perbedaan sifat atau karakter. Adanay
perbedaan sifat inilah yang sering memicu terjadinya konfling atau
pertentangan. Apalagi jika masing-masingmerasa paling benar dan tidalk ada yang
mau mengalah. Perbedaan individu ini bisa menyangkut masalah perbedaan
pandangan, prinsip, tujuan hidup, dan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
2.
Perbedaan
antar kebudayaan
Masing-masing suku bangsa atau kelompok
masyarakat memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan masyarakat pedesaan
berbeda dengan masyarakat perkotaan. Demikian pula kebudayaan daerah kota yang
satudengan daerah kota yang lain. Perbedaan kebudayaan ini memungkinkan terjadinya
pertentangan. Apalagi jika masing-masing kelompok sosial atau suku bangsa
memiliki sikap chauvinisme yang kuat. Sikap chaivinisme adalah sikap
mengagung-agungkan kebudayaan sendiri dan memandang rendah kebudayaan orang
lain. Paham chauvinisme inilah yang mendorong munculnya solidaritas in group
yang mengarah pada fanatisme kelompok.
3.
Perbedaan
antar kepentingan
Setiap
individu atau kelompok sosial kadangkala memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya pertentangan
atau konvlik. Misalnya perbedaan kepentingan antara buruh dan majikan dalam hal
upah. Jika buruh menginginkan upah yang tinggi, sedangkan pengusaha pada
umumnya menghendaki upah yang relatif rendah untuk meningkatkan keuntungan.
Benturan
kepentingan dua kelompok sosial merupakan salah satu penyebab terjadinya
pertentangan.
gambar unjuk rasa buruh
menuntut kenaikan gaji
4.
Terjadinya
perubahan sosial
Perubahan
yang cepat dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
yang mengakibatkan guncangan-guncangan dalam masyarakat. Dengan adanya hal-hal
baru, masyarakat akan terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang kontra
maupun kelompok yang pro. Pada umumnya kelompok golongan tua cenderung akan
mempertahankan nilai-nilai dan norma sosial yang sudah ada, sedangkan golongan
muda cenderung meninggalkan nilai-niali dan norma lama diganti dengan nilai dan
norma baru yang dianggap lebih mewakili aspirasi mereka.
3.
Kontravensi
Kontravensi
merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
pertentamngan. Kontravensi menunjukan suatu sikap yang mengarah kepada
ketidaksenagan.
Bentuk-bentuk
kontravensi anatara lain :
1.
Kontravensi
intensif, misalnya penghasutan, desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
2.
Kontravensi
rahsia, misalnya berkhianat, membuka rahasia orang lain dimuka umum.
3.
Kontravensi
taktis, misalnya intimidasi, provokasi, membingungkan lawan, dan sebagainya.
4.
Kontravensi
umum, misalnya mengacau pihak lain, berbuat kekerasan, dan sebagainya.
5.
Kontravensi
sederhana, misalnya mencaci maki, memfitnah, dan sebagainya.
Adapun
tipe-tipe kontravensi meliputi :
1.
Kontravensi
jenis kelamin, misalnya perbedaan pendapat anatar kaum perempuan dengan kaum
laki-laki.
2.
Kontravensi
parlementer, misalnya masalah kelompok mayoritas dengan minoritas.
3.
Kontravensi
generasi masyarakat, misalnya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.
Rangkuman
v Hubungan
sosial adalah hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu,
antarkelompok, dan antar oarang dengan
kelompok.
v Hubungan
sosial akan berlangsung jika terjadi adanaya kontak sosial dan komunikasi.
v Ciri-ciri
terjadinya hubungan sosial antara lain :
1. Ada
pelaku lebih dari satu orang.
2. Ada
tujuan-tujuan tertentu.
3. Ada
komunikasi antarpelaku dengan memakai simbol-simbol dalam bahasa lisan maupun
isyarat.
4. Ada
dimensi waktu (masalalu, sekarang dan masa yang akan datang).
v Hubungan
sosial dapat dibedakan menjadi 2, yaitu proses sosial assosiatif dan proses
sosial dissosiatif.
v Proses
assosiatif dapat berbentuk akomodasi, kerja sama, dan asimilasi.
v Proses
dissosiatif ada 3 bentuk, yaitu persaingan, pertentangan, dan kontravensi.
v Terjadinya
proses sosial assosiatif dan dissosiatif masing-masing membawa dampak bagi
kehidupan.
Kerjakan
soal-soal berikut !!
A.
Ayo,
pilih jawaban yang tepat sesuai dengan materi hubungan sosial, untuk mengetahui
daya serap materimu.
1.
Hubungan
sosial dapat terjadi jika terjadi unsur-unsur berikut ini, kecuali..
a.
Komunikasi
b.
Adanya
tujuan
c.
Pertemuan
dua individu atau lebih
d.
Adanya
perestiwa menarik
2.
Pertandingan
sepakbola antara dua kesebelasan menunjukan bentuk hubungan sosial...
a.
Kelompok
dengan kelompok
b.
Individu
dengan individu
c.
Individu
dengan kelompok
d.
Kelompok
dengan individu
3.
Berikut
yang bukan menunjukan wujud interaksi sosial adalah...
a.
Saling
mencibir
b.
Berjabat
tangan
c.
Saling
mengejek
d.
Berteriak-teriak
4.
Upaya
untuk mencapai penyelesaian dari suatu konvlik disebut...
a.
Kooperasi
b.
Akomodasi
c.
Kontravensi
d.
Persaingan/kompetisi
5.
Perbedaan
pendapat meru[akan penyebab terjadinya...
a.
Adaptasi
b.
B.
Kontravensi
c.
Akomodasi
d.
Identifikasi
6.
Gelombang
unjuk rasa yang dilakukan oleh karyawan perusahaan swasta yang terkena phk
besar-besaran menentut agar pihak perusahaan menyediakan tempat baru bagi
mereka. Hal tersebut merupakan bentuk konvlik...
a.
Antarindividu
b.
Antarkelas
c.
Antarkelompok
d.
Antarinstitusi
7.
Penyelesaian
konvlik antara kelompok sosial dalam masyarakat melalui proses yang
difasilitasi yang dipandu oleh pihak pemerintah merupakan bentuk akomodasi...
a.
Arbitrasi
b.
B.
Koersi
c.
Mediasi
d.
Koalisi
8.
Upaya
untuk meredakan konvlik antarmasyarakat dengan melakukan penyesuaian
perbedaan disegala bidang merupakan...
a.
Ajudikasi
b.
Asimilasi
c.
Akomodasi
d.
Adaptasi
9.
Tuntutan
masyarakat kepada pemerintah untuk mengadakan reformasi disegala bidang karena
menganggap bahwa kebijakan pemerintah sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman, merupakan bentuk konvlik...
a.
Antarkepentingan
b.
Antarinstitusi
c.
Antargenerasi
d.
Antarindividu
10. Suatu bentuk
perdebatan dalam proses perjanjian pada pihak-pihak yang bertikai sering
disebut sebagai...
a.
Kooptasi
b.
Kompromi
c.
Rekonsiliasi
d.
Koersi
B.
Ayo,
jawablah pertanyaan berikut sesuai materi hubungan sosial.
1.
Bagaimanakah
ciri-ciri terjadinya hubungan sosial?
2.
Jelaskan
akibat terjadinya persaingan dalam kehidupan masyarakat!
3.
Jelaskan
dampak terjadinya proses dissosiatif.
4.
Coba
jelaskan sisi positif dan negatif dari suatu konflik
5.
Bagaiamanakah
syarat terjadinya asimilasi?
terimakasih banyak
BalasHapusterimakasih banyak
BalasHapus